Kelahiran Nabi Isa as. yang tanpa bapak adalah hal yang sangat "ajaib".
Dalam sudut pandang ilmiah, ’keajaiban’ lahirnya seorang bayi tanpa bapak itu kini sudah bisa dijelaskan lewat teori parthenogenesis. Yakni, terjadinya kehamilan tanpa pembuahan. Hal ini bisa terjadi secara alamiah, ketika sel telur seorang calon ibu terstimulasi sehingga membelah dengan sendirinya. Padahal, biasanya sebuah sel baru akan membelah ketika sudah dibuahi. Dalam sejarah manusia, kelahiran secara parthenogenesis ini ternyata bukan hanya terjadi pada Maryam. Melainkan juga pada sejumlah wanita di zaman modern.
Dan di abad ini, bahkan stimulasi itu sudah bisa dilakukan oleh para ahli biomolekuler dengan menggunakan kejutan listrik. Ini sudah biasa dilakukan dalam teknologi kloning ataupun pembuatan stem sel. Bahwa, sebuah sel ternyata bisa disengaja untuk membelah, tanpa harus lewat pembuahan. Dan jika sel yang membelah ini dimasukkan ke dalam rahim seorang perempuan, maka sel tersebut akan tumbuh menjadi janin. Dan kelak akan lahir menjadi bayi tanpa bapak.
Yang begini ini, sekarang bukan lagi keajaiban di dunia biomolekuler. Melainkan salah satu standard operating procedure (SOP) untuk menghasilkan ’manusia buatan’ lewat kloning. Atau ’sel induk buatan’ lewat parthenogenesis. Dalam istilah Al Qur’an, Allah cukup mengucapkan ’kun’ maka jadilah makhluk ciptaan-Nya, dengan mengikuti sunatullah yang sudah ditetapkan-Nya sejak awal penciptaan alam semesta. Kenapa dulu dianggap ajaib? Sebenarnya, hanya karena science waktu itu belum maju seperti sekarang, dan belum ada yang bisa menjelaskan saja...
Maka, ringkas kata, kelahiran Isa yang tanpa bapak itu adalah hal yang biasa-biasa saja dalam sudut pandang ilmu biomolekuler. Apalagi dalam sudut pandang Allah sang pencipta.
Sebagai catatan, kelahiran Isa tanpa bapak itu bukan kloning. Karena jika kloning, Isa akan menjadi duplikat 100% dari ibunya, Maryam. Artinya, Isa akan terlahir sebagai perempuan. Karena kloning adalah ibarat ’fotokopi manusia’. Kelahiran itu juga bukan karena Maryam Hermaphrodite yang berorgan reproduksi ganda.
Penjelasan yang lebih baik dan bisa diterima secara ilmiah adalah, Isa terlahir secara parthenogenesis, yakni kehamilan tanpa pembuahan. Dimana sel telur ibunya terbelah oleh stimulasi kejutan listrik di dalam dirinya sendiri.
Dan stimulasi kejutan listrik dari dalam tubuh seseorang-pun bisa dilakukan dengan "Inner Strength" ketika penguasaan energi seseorang dinaikkan melebihi 2,5% dengan mengikis implan KLAD yang menutupi sel mitokondria-nya
Namun, dalam catatan sejarah parthenogenesis, keturunan yang lahir lewat cara ini tidak akan bisa memiliki keturunan lagi disebabkan adanya kelainan chromosom di dalam sel-sel reproduksinya. Mungkin karena hal itu pula-lah yang menyebabkan tidak ada riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Isa as. mempunyai keturunan, meskipun menikahi Maria Magdalena
---random itu baik---